Lokasi Anda saat ini adalah:Harum Energy > IKN
Wawali : Wisata halal itu bukan wisata eksklusif
Harum Energy2024-12-09 00:06:58【IKN】0rakyat jam tangan
Perkenalanindotogel singaporeMenyediakan konten berita menarik dalam dan luar negeri yang komprehensif,Fokos Grup Diskusi tentang “Pariwisata halal, Peluang dan tantangannya”, yang diprakasai oleh Univer bolahiu
Fokos Grup Diskusi tentang “Pariwisata halal,bolahiu Peluang dan tantangannya”, yang diprakasai oleh Universitas Islam Indonesia digelar Selasa, 28 Mei 2019 bertempat di Hotel Tentrem yang dihadiri oleh PHRI, ASITA, PPHI, Pelaku bisnis pariwisata dan unsur perguruan tinggi serta jajaran Pemkot Yogyakarta.Dalam sambutannya Wakil Rektor UII bidang kerjasama dan kewirausahaan, Wiryono Raharjo menjelaskan bahwa Bidang kerjasama dan kewirausahaan ini merupakan bidang baru di Rektorat UII, yang menyesuaikan kebutuhan pengembangan organisasi. Terrkait dengan pengembangan wisata halal kami telah bekerjasama dengan Thailand yang memiliki Halal center, juga dengan Malaysia kami menjajagi kerjasama dalam membangun wisata halal. Di Malaysia guna mendukung pelaksanaan wisata halal telah menempuh langkah dengan memasukkan kebijakan pemberian fasilitas ibadah dalam SOP hotel. Lebih lanjut disampaikan bahwa UII siap untuk bekerjasama dengan Pemkot Yogykarta dalam membangun wisata halal baik melalui riset atau kajian maupun melalui LPM dengan melakukan penguatan bagi pelaku pariwisata dan masyarakat.
Dalam pengantarnya Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyampaikan ada tiga hal yang menjadi hambatan dalam pengembangan wisata halal, pertama orang belum faham apa itu wisata halal dan hanya memandang sebagai halal haram dalam konteks syariah semata, kedua menganggap wisata halal sebagai wisata religi dan yang ketiga adalah adanya dikotomi wisata universal dengan wisata eksklusif. Padahal wisata halal merupakan strategi pengembangan pariwisata dengan memperhatikan adanya ceruk pasar atau segmen pasar. Segmen pasar tersebut muncul karena adanya kebutuhan dari wisatawan untuk memperoleh fasilitas guna memenuhi kebutuhan ibadahnya, misal kebutuhan kran untuk wudhu di hotel berbintang. Kenapa itu menjadi kebutuhan karena di hotel berbintang fungsi kran sudah diganti dengan shower, fasilitas kran adanya di wastafel dan itu tidak mungkin digunakan untuk wudhu, kebutuhan petunjuk arah kiblat, kebutuhan untuk sholat misal musholla/masjid atau sajadah di kamar. Di luar negeri seperti Eropa, Thailand penyediaan fasilitas ibadah sudah menjadi kebijakan dari pengelola hotel bahkan di Taiwan selain hotel di kompleks perkantoran pun disediakan fasilitas ibadah.
Selain pemenuhan fasilitas ibadah di hotel, para wisatawan juga membutuhkan restoran atau rumah makan atau produk makanan yang bersertifikasi halal. Sertifikasi halal ini untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan. Rasa aman muncul karena wisatawan merasa yakin bahwa makanan yang dikonsumsi telah memenuhi standar mutu bahan dan proses (halal dan sehat) sedangkan rasa nyaman muncul karena tidak ragu atau was-was terhadap produk makanan yang dikonsumsi.
Lebih lanjut disampaikan bahwa dengan mencermati tiga hal yang menjadi hambatan dalam pengembangan wisata halal diatas maka kita perlu melakukan sosialisasi apa itu wisata halal dan menyamakan visi, misi dengan para pelaku pariwisata, seperti PHRI, ASITA, PPHI, dll dengan demikian akan ditemukan satu kesapahaman dalam melangkah ke depan. Dan dari kesepahaman tersebut akan lahir strategi dan taktik pencapaian wisata halal.
Dalam diskusi tersebut muncul adanya wacana perlunya peraturan yang secara tegas dan jelas mendukung kebijakan pengembangan wisata halal yang mengikat pengelola Hotel dan home stay untuk memberikan fasilitas ibadah, dan bagi restoran, rumah makan, pelaku usaha kuliner agar memiliki sertifikat halal. Dari diskusi tersebut melihat kemungkinan Yogyakarta dengan segudang predikatnya memiliki peluang untuk masuk dalam ceruk pasar wisata halal, namun bagaimana cara mengemasnya agar harmoni dengan brand Yogyakarta secara universal hendaknya menjadi perhatian semua pihak.(ONI)
Besar!(588)
Artikel sebelumnya: Kelurahan Patehan Gelar Simulasi Upacara Adat Tetesan dan Taraban
Artikel selanjutnya: Masa Pandemi, Perpustakaan Kota Yogya Buka Layanan Antar Buku Sampai ke Rumah
Berita terkait
- Pengalaman Siswa Belajar Di Rumah Selama Pandemi Dibukukan
- Toko Wiwara Hadir di Mal Pelayanan Publik Yogya
- Pemkot Yogya Intensifkan Vaksinasi Massal
- Pembudayaan Perilaku Tertib di Masyarakat Tentukan Keberhasilan Kampung Pantib
- Warsimah, Ajang Kreatif Warga Gunungketur Hadapi Pandemi
- Panen Raya di Kota Yogya Perkuat Ketahanan Pangan
- Walikota Yogya Raih Nugra Jasa Dharma Pustaloka Tahun 2021
- Kelompok Wanita Tani Purwotani Panen Hidroponik
- Upaya Pemkot Yogya untuk Membuat Malioboro Semakin Nyaman
- Tompeyan Jadi Kampung Tangguh Bencana Rintisan
Berita hangat
Rekomendasi berita
Pelatihan Kreasi Batik untuk Mendorong Kreativitas dan Produktivitas Masyarakat
Bijak Membuang Sampah Masker, Pemkot Sediakan Dunmask
Pemkot Yogya Siapkan Vaksinasi Covid-19 Tahap Kedua
Meski Situasi Pandemi Pemkot Yogya Tetap Berikan Layanan Prima
Operasi Ketupat Progo 2019, Siap Amankan Kota Yogyakarta
Walikota Beberkan Upaya Pemkot dalam Menekan Kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta
Pantau Kondisi Tubuh Pasca Divaksin Covid-19
Pemkot Yogya Kembali Membuka Layanan Perpustakaan di Akhir Pekan