Lokasi Anda saat ini adalah:Harum Energy > Pemilu
Pemkot Yogya Terus Bina Generasi Muda
Harum Energy2024-12-08 22:37:44【Pemilu】8rakyat jam tangan
Perkenalanjoker678Menyediakan konten berita menarik dalam dan luar negeri yang komprehensif,Pemerintah Kota Yogyakarta terus berkomitmen dalam menumpas aksi kejahatan remaja “klitih” yang bela pg soft demo mahjong ways 2
Pemerintah Kota Yogyakarta terus berkomitmen dalam menumpas aksi kejahatan remaja “klitih” yang belakangan ini menjadi keprihatinan semua pihak.
Wakil Walikota Yogyakarta,pg soft demo mahjong ways 2 Heroe Poerwadi menjelaskan ada sejumlah faktor yang mengakibatkan kejahatan remaja hingga mengarah penggunaan narkoba. Mulai dari internal keluarga. Seperti kondisi rumah tangga orang tua yang rusak (broken home) sehingga mengakibatkan kurangnya kasih sayang orang tua terhadap anak.
"Secara dini generasi muda harus kita awasi. Jangan sampai terkena pengaruh negatif yang berdampak pada kehidupannya ke depan" tegasnya saat menghadiri acara pembinaan generasi muda di Ruang Terbuka Hijau Publik (RTHP) RW 12 Kelurahan Rejowinangun, Sabtu malam (29/2/2020).
Ia juga mengingatkan agar orang tua bersikap “kepo” terhadap aktivitas anak, terutama saat di luar rumah. “Kalau sampai malam hari belum pulang, maka perlu ditelepon. Harus ‘kepo’. Ditanya sedang dimana, sedang apa dan bersama siapa. Sikap ‘kepo’ ini penting,” katanya.
Ia menyebut, makna “klitih” sebenarnya sudah mengalami pergeseran sehingga saat ini “klitih” memiliki konotasi yang negatif karena diasosiasikan sebagai tindak kekerasan atau tindak kriminalitas oleh sekelompok anak usia sekolah.
“Dulu, ‘klitih’ berarti ‘dolan’ atau jalan-jalan saja. Tetapi sekarang artinya sudah berbeda karena cenderung ada tindak kejahatan yang dilakukan,” katanya.
Wawali menambahkan, sekitar 90 persen orang tua pelaku “klitih” mengaku terkejut karena anaknya terlibat tindakan kriminalitas karena sang anak menunjukkan sikap yang alim saat berada di rumah.
Berdasarkan data Kantor Kesatuan Bangsa Kota Yogyakarta, jumlah kasus “klitih” di Kota Yogyakarta dalam dua tahun terakhir tercatat sebanyak 18 kasus pada 2018 dan 16 kasus pada 2019.
Berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan, sebanyak 29,5 persen pelaku klitih masih duduk di bangku SMP, 68 persen siswa SMA bahkan ada pula pelaku yang masih duduk di bangku SD sebanyak 2,5 persen.
“Penyebabnya bermacam-macam. Mulai dari faktor internal seperti kurang mendapat perhatian di keluarga hingga faktor eksternal seperti tergabung dengan geng sekolah atau pengarus minuman keras dan narkoba,” katanya.
Wawalipun menegaskan komitmen Pemkot Yogya untuk membersihkan Kota Pelajar dari kejahatan klitih yang marak terjadi belakangan ini.
Hal itu dibuktikan salah satunya dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Anti Klitih yang melibatkan sejumlah unsur seperti Kodim 0374, Polresta Yogyakarta dan sejumlah elemen masyarakat, seperti PKK dan KPAI.
“Kami tidak akan pernah memberikan ruang sedikitpun di Kota Yogyakarta ini untuk melakukan aksi tersebut,” ucapnya.
Ia menjelaskan, Satgas Anti Klitih tersebut salah satunya bertugas melakukan patroli di seluruh wilayah Kota Yogyakarta, dengan begitu harapannya tidak ada lagi tempat yang nyaman bagi para pelaku Klitih.
“Klitih ini biasanya terjadi dari sekelompok anak usia pelajar yang menghabiskan waktu dengan berkumpul pada malam hari,” bebernya.
Pihaknya juga mengajak warga untuk ikut mendorong Satgas ini dengan aktif melakukan ronda pada malam hari. Ia meminta warga untuk mengingatkan anak-anak yang nongkrong pada malam hari.
“Jika mereka sudah mengganggu lingkungan dan ada potensi terjadinya kejahatan segera lapoarkan kepada aparat,” tegasnya.
Selain satgas, Pemkot juga membentuk call center yang bertujuan untuk merespon secara cepat jika terjadi atau ada potensi kejahatan yang dilakukan.
"Pemkot Yogya beserta Polresta Kota Yogya dan Kodim 0734 serta pemangku kepentingan lainnya akan lebih keras menindak kenakalan remaja, terutama dalam peredaran minuman keras, narkoba, dan aksi klitih," katanya.
Ia menyebut, jika tidak segera ditangani maka klitih bisa semakin meresahkan dan mengganggu citra Yogyakarta yang mendapat banyak predikat mulai dari kota pendidikan, kota pelajar, kota budaya, serta kota pariwisata.
“Klitih adalah musuh kita bersama,” tegasnya yang berharap agar keberadaan geng sekolah bisa dihapuskan. (Han)
Besar!(322)
Artikel sebelumnya: Nikmati Sensasi Jamuan ‘Rijsttafel’ di Bangunan Heritage Kotabaru
Artikel selanjutnya: Ruang Ekraf Prawirotaman Ajak Kaum Milenial Yogya Kembangkan Diri
Berita terkait
- Hadirkan Food Truck, Pemkot Berbagi 1000 Takjil
- Pemkot Yogya Lakukan Rapid Test Covid 19 di Sejumlah Puskesmas
- Wakil Walikota Yogya Himbau Pengurus Masjid Gantikan Takjil Dengan Sembako
- Walikota Yogya Berpesan Jadilah Mahasiswa Sukses Akademik dan Sosial
- Pentingnya Menggunakan Media Sosial dengan Bijak
- Wawali: Tingkatkan Pembangunan Melalui Musrenbang di Kecamatan Wirobrajan
- Mudahkan Literasi, Walikota resmikan Perpustakaan BI DIY
- Jumlah Penjual Hewan Kurban Dibatasi
- Wakil Walikota Pantau Langsung Uji Coba Malioboro Semi Pedestrian
- Lawan Covid-19, JNE Bantu APD untuk Tenaga Medis
Berita hangat
Rekomendasi berita
Tukar Pikiran Smart City, Wakil Bupati Bangka Kunjungi Pemkot Yogyakarta
Pelantikan Pengurus PRSI Kota Yogya Masa Bakti 2020-2024
Mandiri Pangan di Masa Pandemi Covid 19
Bersepeda Wajib Terapkan Protokol Kesehatan
SMP Negri 5 Meraih Rangking 1 UMBK Tingkat DIY
Jalan Sehat Susur Sungai Code Warnai Peringatan Hari Pahlawan
Tri Kirana Ajak Perempuan Kota Yogyakarta Untuk Terus Berkarya
Satu Pasien Covid 19 di RS Jogja Dinyatakan Sembuh dan Sudah Diperbolehkan Pulang