Program Ekonomi Kreatif Percepat Pemulihan Jogja

Wakil Walikota Yogyakarta,togel hk bona Heroe Poerwadi hadir secara virtual dalam acara dialog "Gotong Royong untuk Kesejahteraan Yogyakarta Pasca Pandemi" pada hari Senin (31/5). Acara yang dilaksanakan secara virtual melalui Zoom Meeting ini adalah hasil kolaborasi antara Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), HRC Caritra, Yayasan Pendidikan Tunas Nusa, bersama dengan Pemerintah Kota Yogyakarta.

Heroe Poerwadi dalam sambutannya menyatakan bahwa dari awal pandemi Kota Yogyakarta sudah menjalankan program-program yang bersifat gotong royong, sinergi, dan saling bantu membantu satu sama lain.

"Awal-awal pada bulan Maret tahun lalu, di tahun 2020 masyarakat sudah langsung melakukan penyemprotan di lingkungannya masing-masing. Kota Jogja itu dalam dua minggu seluruh pelosok sudah dilakukan disinfektasi, dan itu dilakukan oleh masyarakat Jogja sendiri," kata Wakil Waikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi.

Rektor UKDW, Henry Feriadi sebagai pembicara menyatakan dalam paparannya bahwa pilar pembangunan di Yogyakarta ada 3 hal yakni pendidikan, pariwisata, dan budaya.

"Hal ini disampaikan sendiri oleh Ngarsa Dalem, bahwa pertumbuhan pembangungan Indonesia harus berorientasi atau didukung oleh tiga pilar (pendidikan, pariwisata, dan budaya)," kata Henry.

Ia menyampaikan bahwa ketiga hal tersebut saat ini mengalami keadaan yang sama di masa pandemi. Ketika ketiga pilar ini collapse, menurutnya ekonomi Jogja otomatis menjadi tidak baik karena masyarakatnya bertumbuh pada sektor tersebut.

"Terlepas dari all the gloomy pictures, Jogja itu masih bisa pulih dengan lebih cepat, salah satu kuncinya adalah pemulihan melalui program Ekonomi Kreatif. Ekonomi Kreatif sekarang ada 17 sektor, di Indonesia kontribusi ekonomi kreatif pada GDP memang relatif masih kecil namun untuk kuliner itu lumayan besar yakni 41,47", kata Henry.

Henry menyatakan bahwa Jogja memiliki keunggulan pada Ekonomi Kreatif salah satunya adalah memiliki komunitas yang guyub dan masih menekankan nilai gotong royong. Hal yang menjadi keunggulan di Jogja dalam pada Ekonomi Kreatif adalah budaya. Ia menekankan bahwa pandemi tidak mematikan budaya di Yogyakarta, hal ini terlihat dari salah satu seniman yang kebanjiran order.

"Ketiga yang menjadi keunggulan Ekonomi Kreatif di Jogja adalah ekosistem. Banyaknya anak muda, pelajar yang masih ada di Jogja, seniman, hingga budayawan saya rasa menjadi potensi untuk lebih kolaboratif," ujar Henry.

Sejalan dengan ide yang disampaikan oleh Henry, Heroe menyatakan bahwa dirinya selalu menyampaikan kepada masyarakat melalui analogi kepompong.

"Kepompong saat berubah menjadi kupu-kupu itu bukan berarti kita diam, kepompong memproses dirinya sampai pada saatnya mereka bisa terbang sehingga mereka bisa lebih baik dari sebelumnya. Pandemi ini mari kita maknai sebagai bagian dari upaya kita untuk mempersiapkan dan mulai membangkitkan diri baik dari segi kesehatan maupun ekonomi," kata Heroe Poerwadi. (And)

Besar!（699）